Tugas 1: Refleksi
Menurut saya ada 2 hal yang menyebabkan kita teringat akan suatu momen yang sudah terjadi bertahun-tahun lamanya, yaitu karena momen tersebut begitu spesial atau momen itu menyakitkan. Hal yang sama juga terjadi pada saya. Ada banyak sebenarnya, akan tetapi ada 2 peristiwa positif dan peristiwa negatif yang sangat membekas bagi saya selama menempuh masa pendidikan dari usia 6 tahun sampai 17 tahun.
Peristiwa positif yang saya alami pada usia 12 tahun adalah pada saat saya duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, pada saat itu saya sangat menikmati peran baru saya sebagai peserta didik baru di sekolah tersebut, saya sangat giat belajar, saya sering dipuji guru dan mata pelajaran kesukaan saya pada saat itu adalah bahasa Inggris sampai akhirnya semester ganjil berakhir dan saya diumumkan sebagai juara pertama di kelas dan juara umum di sekolah. Saya sangat bahagia pada saat itu dan semakin bersemangat dalam belajar dan dekat dengan guru.
Seiring berjalannya waktu semakin bertambah usia dan meningkat jenjang pendidikan yang ditempuh yaitu di Sekolah Menengah Atas keluarga saya mendapatkan masalah. Pada saat akhir pendidikan ayah saya meminta saya untuk melanjutkan studi ke Bekasi karena ada permasalahan yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan studi di daerah saya. Namun salah seorang guru yang masih ada hubungan keluarga menentang keputusan ayah untuk menyekolahkan saya di Bekasi, ia berkata pada saya secara langsung bahwa dengan kondisi keluarga kami yang sedang ada masalah ia memprediksi bahwa saya tidak akan selesai dan ujung-ujungnya kembali ke desa. Ia pun menyarankan untuk melanjutkan studi di Jambi dan mengambil jurusan hukum dengan tinggal bersama bibi di sana. Pada saat itu saya merasa sangat sedih, saya merasa seharusnya saya didukung dan diberikan semangat agar dapat meraih cita-cita akan tetapi saya merasa dijatuhkan.
Orang-orang yang terlibat dalam peristiwa positif adalah para guru saya sewaktu SMP dan teman-teman, sedangkan pada peristiwa negatif ada guru saya dan ayah saya. Pada saat saya mengalami peristiwa positif saya merasakan dampak emosi gembira dan percaya. Dampak gembira ini masih terasa pada diri saya ketika belajar dan memberikan pembelajaran pada peserta didik di kelas. Dalam pembelajaran pendidik wajib memberikan aura gembira pada peserta didik nya agar proses pembelajaran tidak terasa berat dan sulit bagi mereka. Selain itu ada rasa percaya pada diri saya bahwa saya bisa mentransfer kegembiraan pada peserta didik saya, rasa percaya diri pada kemampuan mereka untuk menggali potensi mereka.
Akan tetapi pada peristiwa negatif, meskipun pada masa itu saya merasa kecewa dan sedih namun hal tersebut dapat memacu semangat saya untuk membuktikan bahwa saya akan kembali ke daerah saya dengan membawa gelar sarjana pada nama saya, sehingga rasa optimis sampai saat ini masih memberikan dampak emosi yang paling besar dalam perjalanan karir saya sebagai pendidik. Saya optimis bisa memberikan perubahan, meskipun secuil. meski perubahan yang secuil itu dilakukan oleh beberapa orang bahkan ratusan maka perubahan itu bisa menjadi besar.
Sampai detik ini saya masih teringat akan peristiwa positif dan negatif tersebut, menurut saya hal ini dikarenakan peristiwa itu berkaitan dengan emosi yang tersimpan di dalam diri saya. Sehingga dari Trapesium usia ini saya mulai menyadari bahwa apa yang saya rasakan di masa lalu baik itu positif atau pun negatif akan memberikan dampak emosi pada diri saya di masa depan, bagaimana cara saya menerima peristiwa itu apakah secara negatif atau positif juga akan membentuk peran saya dalam mendidik peserta didik.
Dalam hidup tentu tak selalu mulus, pastinya ada peristiwa yang menyenangkan ada juga yang menyedihkan. Kini tergantung diri sendiri mau bagaimana menyikapinya. Bagi saya, bersyukur adalah salah satu cara menerima peristiwa tersebut karena jika saya tidak melalui hal ini saya tidak akan menjadi sosok yang sekarang. Sudah menjadi tugas atau peran saya untuk dapat memberikan kebahagiaan, rasa percaya dan optimis kepada peserta didik dalam pembelajaran agar mereka pun bahagia dalam menerima pembelajaran, percaya bahwa mereka mampu dan optimis menggali potensi diri mereka.
Sebagai seorang Guru saya ingin memberi makna dan peran baru kepada murid saya yaitu saya adalah pemimpin yang akan menuntun, menggandeng dan mengantarkan mereka menemukan dan menggali potensi dalam belajar bukan pemimpin yang hanya memerintah, menuntut tanpa mengukur kemampuan mereka dengan tuntutan saya.
Tugas 2 : Nilai dan Peran Guru Penggerak
Sebagai seorang guru saya memiliki nilai optimis, pantang menyerah dan suka berbagi. Dengan ketiga nilai yang saya miliki ini saya berharap dapat membantu menggerakkan murid, rekan guru dan komunitas sekolah saya. Dengan nilai Optimis, pantang menyerah dan suka berbagi saya menjadi guru yang selalu mendorong peserta didik untuk percaya pada kemampuannya, saya pun berupaya untuk masuk dalam tim kurikulum IKM agar dapat menggerakkan rekan guru untuk mengenal pembelajaran merdeka serta saya suka berbagi pengetahuan dan wawasan dalam komunitas sekolah seperti melakukan workshop tentang IKM. Begitulah saya memberikan nilai-nilai yang ada dalam diri saya serta berperan untuk menggerakkan murid, rekan guru dan komunitas sekolah.
Posting Komentar
Posting Komentar