Laporkan Penyalahgunaan

 

WELCOME TO MA'AM OZ TALE "It's not a tale until you write to share"

header Ibuk Oz Tale

Pendidikan Masa Kini

3 komentar
Konten [Tampil]

            Sebagai seorang tenaga pengajar masa kini dan dulu pernah menjadi seorang peserta didik saya merasakan perbedaan cara mengajar di masa lalu dan di masa kini. Dulu Pembelajaran terbatas ruang, sumber belajar dan media tetapi kini kita bisa belajar di mana saja dan kapan saja, sumber belajar tak terbatas dan mudah diakses sedangkan media yang digunakan juga lebih fleksibel dan mudah digunakan. Kira-kira apa sih perbedaannya?


Mengajar di Masa Lalu

 

gambar ilustrasi mangajar di masa lalu
Mengajar di masa lalu

            Dulu para guru lebih suka meninggalkan catatan kepada kami, hafalan, dan juga latihan, selebihnya mereka habiskan dengan bercengkrama dengan guru lainnya. Tidak semua guru saya di masa lalu seperti itu ya, mohon digarisbawahi Sobat, Oz hanya beberapa yang seperti itu. 


            Sumber belajar pun hanya buku paket yang kami dapatkan di sekolah, jadi semua materi wajib dicatat agar tidak ketinggalan. Tidak banyak media yang digunakan para guru untuk membuat pembelajaran menarik seingat saya, suasananya cukup hening dan serius. Ketika ditanya keringat dingin biasanya mengucur dan gugup menghampiri. 


            Sehinga, sejak saat itu saya bertekad untuk menjadi seorang guru yang lebih baik dibandingkan guru saya saat itu. Hal ini bukan berarti saya memandang rendah guru saya saat itu hanya saja ada keinginan untuk menjadi guru yang lebih baik, lebih disukai dan dinanti peserta didik. Hingga saat ini saya masih berusaha yang terbaik agar mata pelajaran Bahasa Inggris yang saya ampu ini menjadi mata pelajaran yang disukai bukan yang di benci oleh peserta didik saya.


            Guru saya saat itu bukannya tidak pintar, mungkin mereka terlalu repot untuk membuat kelas menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Meskipun di kelas saya tidak termasuk anak yang malas, malah salah satu peserta didik yang cukup pintar pada masanya.


            Namun, perubahan di dunia pendidikan sangat saya rasakan apalagi saya pun bertekad untuk menjadi seorang guru. Awalnya saya sangat kerepotan dengan perangkat pembelajaran yang harus dipenuhi setiap tahun ajaran baru, sebagai salah satu kewajiban seorang guru. Anehnya, perangkat pembelajaran tersebut setelah dibuat dan ditandatangani kepala sekolah lalu disimpan didalam lemari. Saya kembali mengajar tanpa alat perang, hanya bermodalkan catatan, buku dan apa yang terlintas di otak saya saja.


            Saya mulai berpikir, sepertinya apa yang saya cita-citakan dulu takkan pernah terwujud jika saya tidak melakukan perubahan. Saya terus berusaha belajar dan akhirnya saya mengikuti pre-test untuk Program Pendidikan Guru Dalam Jabatan di akhir tahun 2017. Setelah dinyatakan lulus, saya mulai mengikuti program PPG Daljab di tahun 2018 dan di akhir tahun 2018 saya berhasil lulus.


Baca Juga : Berhubung masih pandemi, belum bisa jalan-jalan, baca dulu aja artikelnya ya.


Mengajar di Masa Kini

            Awal tahun 2019, saya resmi menyandang gelar sebagai guru pendidik bersertifikasi. Sejak saat itu saya semakin bersemangat untuk mewujudkan cita-cita saya untuk menjadi guru yang lebih baik. Bekal dari workshop di Universitas Sriwijaya berupa perangkat pembelajaran saya manfaatkan untuk membuat pembelajaran dikelas saya lebih menarik.


            Mengajar dengan strategi dan metode pembelajaran yang baik bisa meningkatkan pembelajaran dikelas, ditambah lagi menggunakan media gambar, video yang membuat peserta didik bersemangat. Memang untuk memulai itu sulit, karena peserta didik tidak biasa dengan hal-hal baru, namun jika memiliki tekad yang tinggi dan bersabar sambil terus melakukan aktivitas tersebut, saya yakin lama-lama peserta didik akan terbiasa dengan perubahan yang kita bawa.


            Saya bertekad untuk terus belajar, salah satu cara adalah belajar dan bergabung dengan pelatihan virtual yang membuat saya optimis dan yakin bahwa saya bisa menjadi guru yang kekinian. Akan tetapi semangat ini tidak bisa saya tularkan pada guru lain, bahwa mengikuti teknologi terkini dalam pembelajaran adalah hal yang perlu dipersiapkan karena tuntutan zaman kekinian yang tak bisa dihindari. Akhirnya saya tetap kuat pada pendirian, meski rekan kerja banyak yang masih enggan untuk mengembangkan diri.


Baca Juga : Ada yang tahu kegiatan apa yang gak boleh dilewatkan saat Idul Adha?


Mengajar di Masa Pandemi

 

gambar ilustrasi mengajar di masa pandemi
Mengajar di masa pandemi

            Sampai akhirnya awal 2020 Indonesia dilanda Pandemi Covid-19 yang membuat para guru dan peserta didik yang gagap teknologi syok karena tidak siap dengan perubahan pembelajaran yang mendadak, dari tatap muka menjadi daring. Melihat kegelisahan yang terpancar di wajah mereka saya hanya bisa prihatin dan bersyukur bahwa saya tidak terlalu canggung lagi dengan teknologi. Saya membuat video pembelajaran dengan aplikasi Kinemaster, lalu saya upload ke youtube agar peserta didik bisa menonton penjelasan materi yang saya berikan. Sementara yang lain hanya bisa memoto buku paket lalu meminta peserta didik mencatat berlembar-lembar yang membuat peserta didik bosan dan akhirnya mangkir dari tugas. Bahkan seringkali paket data, jaringan dan android menjadi alasan utama peserta didik tidak bisa mengerjakan tugas yang diberikan para guru. Hingga akhir desember kami masih belajar secara daring dan tak kunjung menemukan titik terang.



Guru Masa Kini, Mengajar Kayak Gini

 

gambar ilustrasi guru masa kini
Guru masa kini

            Sejak diumumkan pada tahun 2020 bahwa pembelajaran dilakukan secara daring, banyak guru-guru yang gagap teknologi kelimpungan, namun yang menarik adalah pemerintah dengan sigap mengadakan seminar atau pun pelatihan untuk memfasilitasi guru mengadakan pembelajaran secara daring, akhirnya saya pun mengikuti Pelatihan Google Master Trainer Level 1 Batch 3 dimana saya diperkenalkan dengan berbagai fitur-fitur google yang bisa saya manfaatkan untuk pembelajaran.


Google Classrom

            Merupakan kelas virtual di mana para guru bisa memposting materi dalam bentuk pdf, google docs, google sheet, video juga memberikan tugas untuk dikerjakan peserta didik. Peserta didik juga bisa saling berdiskusi di forum  maupun di kolom komentar tugas kelas. Mereka bisa mengirimkan tugas dalam bentuk file, gambar maupun link. Para guru dan peserta didik bisa mengakses google classroom menggunakan android mereka tanpa harus membuka laptop. Jadi sangat mobile, bisa dibawa keman-mana.


Email

            Guru dan peserta didik bisa saling mengirim email dari mana saja dan kapan saja menggunakan android. Guru bisa mengingatkan peserta didik mengenai tenggang waktu tugas melalui email.


Google Calendar

            Ada juga fitur google calendar yang bisa dimanfaatkan sebagai pengingat bagi guru dan juga peserta didik untuk melakukan meeting dan membuat jadwal meeting materi pembelajaran.


Google Meet

            Guru dan peserta didik bisa memanfaatkan google meet untuk mengadakan meeting atau presentasi penjelasan materi pada hari itu.


Google Drive

            Para guru bisa memanfaatkan google drive untuk menyimpan tugas peserta didik. Biasanya kan masalah penyimpanan memori android menjadi kendala. Dengan menggunakan google drive, guru dan peserta didik bisa menyimpan file bersama dan tidak perlu takut akan memori yang cepat penuh juga bisa diakses dari mana saja dan kapan saja. Saatnya say goodbye to flashdisk yaaa....


Google form

            Kuis atau ujian bisa dilakukan tanpa kertas ujian. Para guru bisa mendesain kuis atau ujian dengan menggunakan google form. Hasil ujian pun bisa diakses dengan cepat dan tinggal dicetak. Selama ini guru mengkoreksi ujian atau kuis secara manual, dengan menggunakan google form tidak perlu lagi, karena nilainya kan ter-input secara otomatis.


Google docs, google sheet dan google slide

            Para guru bisa berkreasi dengan menggunakan fitur ini. Bisa mendesain materi dengan menggunakan google slides, juga bisa berkolaborasi dengan peserta didik dengan menggunakan google docs dan google sheet.


            Setelah mengikuti pelatihan tersebut, saya mulai sedikit demi sedikit memperkenalkan fitur-fitur tersebut kepada peserta didik dan yang paling sering saya gunakan adalah google form. Saya sering memanfaatkan google form untuk kuis atau ulangan harian. Bahkan sebelum saya mengikuti pelatihan ini sekolah saya pertama kali melaksanakan Ujian Sekolah online pada tahun ajaran 2018/2019. Kedepannya saya akan mencoba membuat pemilihan ketua osis secara daring dengan memanfaatkan google form juga. semoga terlaksana dengan lancar. aminn...


Baca Juga : 5 Manfaat bergabung dengan Canva for Education yang wajib kamu ketahui!


Pembelajaran Tatap Muka Terbatas

 

gambar ilustrasi PTM Terbatas
PTM Terbatas

            Setelah sekian lama, akhirnya  awal tahun 2021 daerah kami diperbolehkan untuk melakukan Pembelajaran Tatap Muka terbatas. Pembelajaran tatap muka terbatas ini boleh dilaksanakan jika sekolah kami memnuhi persayaratan yang dikeluarkan pemerintah daerah seperti; wajib memiliki alat pengukur suhu, menyediakan keran air untuk mencuci tangan, wajib memakai masker dimulai dari masuk ke lingkungan sekolah, selama pembelajaran dan sampai pulang dari sekolah, membawa bekal sarapan dari rumah, jam istirahat ditiadakan, dan membatasi jumlah peserta didik dalam satu kelas dengan jarak perkursi sekitar 1 meter.


Mengajar Ala Ibuk Oz

 
gambar ilustrasi mengajar ala ibuk Oz
Mengajar ala ibuk Oz

            Saya tidak berniat pamer bahwa mengajar ala saya adalah yang paling baik, saya hanya ingin berbagi, siapa tahu ada yang memiliki kesamaan dalam mengajar atau ada yang butuh referensi untuk mengajar.

Bagi saya mengajar tanpa media, mati gaya

            Sebelum mengajar saya wajib mempersiapkan media dan aktivitas yang akan saya lakukan di dalam kelas dari awal sampai akhir. Tentunya saya harus mem-print out RPP. Untuk media biasanya saya kalau sedang niat menggunakan infokus, melalui infokus saya akan menayangkan materi berupa video, paling standar saya menyiapkan gambar yang akan memancing rasa ingin tahu peserta didik akan materi yang akan dipelajari hari itu. Setelah itu saya wajib menyiapkan lembar kerja siswa yang akan digunakan untuk berdiskusi, tentunya lembar kerja tersebut memiliki tingkat kesulitan bertahap, minimal ada 2 kali diskusi. Setelah itu saya akan menyiapkan kuis untuk mengetahui apakah peserta didik sudah memahami materi saya atau belum. 


            Jika saya tidak menyiapkan semua itu pastinya saya akan hilang akal dan bahkan bisa mengajar dengan sangat membosankan. Setelah itu saya mulai akan merasa bersalah, karena merasa sudah dzalim kepada peserta didik dengan tidak memberikan hak mereka dengan maksimal. Biasanya saya akan beristighfar dan berjanji pada diri sendiri bahwa besok saya akan menyiapkan pembelajaran dengan maksimal.


            Sampai detik ini saya terus berusaha yang terbaik untuk memberikan pembelajaran yang menarik bagi perserta didik. Salah satunya dengan belajar memanfaatkan Canva untuk pembelajaran. Banyak hal yang sudah saya desain untuk meningkatkan pembelajaran di kelas seperti lembar kerja peserta didik dan latihan. Selain memanfaatkan desain Canva untuk pembelajaran saya juga menggunakannya untuk mempercantik tulisan saya di blog, memberikan infografis yang menarik untuk dibaca Sobat, Oz. Seperti desain yang saya buat untuk tulisan ini, akan tetapi, desain kali ini cukup berbeda dengan  sebelumnya, karena biasanya saya menggunakan template yang sudah ada di Canva sekarang saya mendesain dari awal. 


            Pada gambar pertama saya mendesain sebuah kelas dengan gambar dinding berwarna kuning, karena warnanya cukup cerah jadi bisa meningkatkan semangat dalam belajar. Lalu saya menambahkan beberapa benda-benda yang biasanya ada di ruang kelas seperti lemari, papan tulis, jendela, beberapa bunga yang disusun di jendela, mading, jam, tentunya beberapa peserta didik dan seorang guru dan lantai bercorak kayu.


            Pada gambar kedua saya masih menggunakan warna background kuning, selain saya suka warna ini seperti yang saya sebutkan sebelumnya bahwa warna cerah bisa meningkatkan semangat, lalu saya memasukkan beberapa gambar belajar secara virtual antara peserta didik dan guru, gambar peserta didik yang belajar baik secara mandiri maupun di dampingi orang tua menggunakan laptop dan yang terakhir gambar peserta didik yang belajar menggunakan android.


            Pada gambar ketiga masih dengan warna background yang sama saya menambahkan ikon fitur-fitur yang ada di Google Workspace for Education yang bisa digunakan untuk pembelajaran masa kini dan daring.


            Pada gambar keempat saya membuat ilustrasi situasi Pembelajaran Tatap Muka terbatas, ada gambar pintu gerbang, jalan, lalu alat pengukur suhu, bekal sarapan, sabun untuk mencuci tangan, kemudian sebuah gambar sekolah. Di bagian kanan terdapat ilustrasi suasana kelas yang duduk berjarak dengan menggunakan  masker baik peserta didik maupun gurunya.


            Pada gamabar terakhir saya membuat ilustrasi ruang kelas dengan beberapa peserta didik dan gamabar saya, serta ada gamabar papan tulis di sana.


            Semua desain itu saya buat dari 0 dan saya cukup puas dengan hasilnya, meskipun belum begitu keren dan wah, saya senang karena itu hasil buatan saya sendiri.


Baca Juga : Kamu wajib tahu Vitamin D bisa cegah Covid-19 loh!


            Nah, itulah perbedaan mengajar masa lalu dengan mengajar masa kini. Kalau dulu, cukuplah guru dan buku paket sumber pengetahuan dan hanya bisa belajar di ruang kelas dengan media terbatas. Namun jika dibandingkan dengan masa kini, sumber belajar bisa dari mana saja, guru bukan lagi pusat ilmu pengetahuan, selain itu belajar bisa dari mana saja, kapan saja dan dengan siapa saja. Kini kesadaran guru untuk meningkatkan dan mengembangkan diri semakin tinggi, banyak guru-guru berinovasi menciptakan media yang kreatif agar pembelajaran semakin menarik.


            Semoga kita para guru dan pendidik bisa memberikan pengalaman belajar yang menarik setiap harinya, agar peserta didik semakin semangat belajar meski masih di situasi Pandemi Covid-19. Tetap sehat, semangat dan bahagia, salam tebar manfaat.

Mairoza HR
Seorang Guru Bahasa Inggris yang Mengajar di SMP Negeri 2 Jujuhan. Guru Penggerak Angkatan 5 Kabupaten Bungo. Ko Kapten Belajar.id Provinsi Jambi. Fasda Litnum Kabupaten Bungo. Sahabat Teknologi Jambi 2024

Related Posts

3 komentar

  1. Jadi ingat pas SD mbak beuh catatannya sampe bikin jari keriting. Haha. Btw mbak, kl background S1 non pendidikan itu bisa nggak sih ambil sertifikasi biar bisa jadi guru?

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener banget dah mbak lupi. aku S1 Sastra Inggris mbak Lupi tapi karena ikut PPG Daljab dan punya Serdik jadi aku sudah diakui gitu sebagai guru.

      Hapus
  2. Semangat ya Bu Guru utk menciptakan kelas menyenangkan walau virtual. Kebayang sih ribetnya kayak apa...
    Semoga pandemi sgera berakhirbya, kasian jga byk orang tua murid yg merasa terbebani

    BalasHapus

Posting Komentar